KABARCEPU.COM – PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, bersama SKK Migas mengadakan Management Walkthrough (MWT) ke wilayah kerja PT Pertamina EP Cepu Jambaran Tiung Biru (PEPC JTB).
Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi kinerja operasional di Blok Cepu dan Lapangan Gas Unitisasi JTB, memastikan penerapan standar keselamatan kerja, serta memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan.
Acara ini dihadiri oleh Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudy Satwiko, Direktur SDM & Penunjang Bisnis PHE Whisnu Bahriansyah, Direktur Utama PEPC Muhamad Arifin, dan General Manager Zona 12 Mefredi.
MWT ini menjadi momentum penting untuk melihat langsung penerapan standar keselamatan kerja di lapangan, pengawasan terhadap performa dan kegiatan operasi menjelang akhir tahun 2024, serta mempersiapkan operasi tahun 2025.
Kegiatan ini mencakup kunjungan lapangan ke fasilitas utama seperti Well Pad C Blok Cepu, JTB Plant, dan gas metering JTB.
Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan kampanye kesehatan dan keselamatan kerja (HSE campaign), diskusi optimalisasi produksi lifting tahun 2024-2025, serta monitoring proyek.
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudy Satwiko memberikan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan oleh tim PHE dan PEPC JTB.
“Kita harus bangga bahwa proyek JTB Plant ini seratus persen Indonesia, karena didesain serta dibangun oleh orang Indonesia selain juga menggunakan tenaga kerja dan vendor lokal. Proyek ini juga merupakan gas plant terbesar yang dioperasikan oleh perusahaan lokal,” ujar Rudy.
Direktur SDM & Penunjang Bisnis PHE Whisnu Bahriansyah juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada para stakeholder yang telah mendukung Subholding Upstream Pertamina dalam menjalankan bisnis operasinya.
“Kunjungan hari ini menunjukkan bahwa perhatian SKK Migas kepada kami sangat tinggi, kami merasa dihormati karena dipilih oleh SKK sebagai tempat kegiatan akhir tahun,” kata Whisnu.
Muhamad Arifin, Direktur Utama PEPC, menekankan pentingnya kolaborasi antara SKK Migas, PHE, dan PEPC JTB dalam mendukung ketahanan energi nasional.
“Alhamdulillah, hari ini JTB sudah beroperasi penuh. Ketika pipa gas Cisem sudah beroperasi, harapannya suplai dari JTB plant bisa full capacity di angka 190 MMSCFD,” ujar Arifin.
PHE terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Salah satu komitmen PHE adalah menjaga transparansi dan pencegahan penyuapan melalui implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016.
Lapangan Gas Unitisasi JTB, sebagai salah satu penyumbang produksi gas nasional, memproduksi gas dan kondensat dengan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan volume penjualan terkontrak sebesar 187 MMSCFD.
Produksi gas dari Lapangan JTB akan dialirkan ke industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah, mendukung upaya pemerintah dalam mencapai swasembada energi.