KABARCEPU.COM – Lapangan Gas Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB), sebagai salah satu penyumbang produksi gas nasional, memainkan peran penting dalam mendukung fase transisi energi ke energi bersih.
Produksi gas dari Lapangan JTB akan dialirkan ke industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Gas yang diproduksi dari lapangan ini mencapai 315 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan volume penjualan terkontrak sebesar 187 MMSCFD.
Pengembangan proyek Lapangan Gas Unitisasi JTB merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikembangkan oleh Pertamina EP Cepu (PEPC).
PSN ini berhasil melakukan pengaliran gas perdana atau Gas On Stream (GoS) pada September 2022. Saat ini, produksi gas yang sudah terserap sebesar 125 MMSCFD dengan buyer dari PLN, Petrokimia Gresik (PKG), dan Jargas Lamongan (PGN).
Dengan adanya pengembangan pembangunan pipa gas Cirebon Semarang (Cisem), produksi gas dari Lapangan JTB akan semakin optimal dan terdistribusi lebih luas.
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudy Satwiko, menyampaikan bahwa proyek ini tidak hanya penting dari segi operasional, tetapi juga dari segi kemandirian energi nasional.
“Kita harus bangga bahwa proyek JTB Plant ini seratus persen Indonesia, karena didesain serta dibangun oleh orang Indonesia selain juga menggunakan tenaga kerja dan vendor lokal. Proyek ini juga merupakan gas plant terbesar yang dioperasikan oleh perusahaan lokal,” ujarnya.
Direktur SDM & Penunjang Bisnis PHE, Whisnu Bahriansyah, juga menggarisbawahi pentingnya proyek ini dalam mendukung fase transisi energi ke energi bersih.
“Lapangan Gas JTB akan menjadi salah satu tulang punggung suplai gas di wilayah Jawa, yang sangat penting dalam mengatasi potensi kekurangan suplai gas di masa depan,” kata Whisnu.
Sementara itu, Direktur Utama PEPC, Muhamad Arifin, menjelaskan bahwa produksi gas dari JTB diharapkan akan mencapai kapasitas penuh sebesar 190 MMSCFD saat pipa gas Cisem sudah beroperasi sepenuhnya.
“Alhamdulillah, hari ini JTB sudah beroperasi penuh. Ketika pipa gas Cisem sudah beroperasi, harapannya suplai dari JTB plant bisa full capacity di angka 190 MMSCFD,” ujar Arifin.